Dayak Menolak, karena KAMI Harmonis

Pada hari Jum’at, 10 Februari 2012 tiba-tiba saya mendapat broadcast message di Blackberry saya, isinya tentang kedatangan sekaligus peresmian FPI (Front Pembela Islam) di kota Palangka Raya. Hal pertama yang saya pikirkan adalah “apa benar ini berita”. Namun ternyata, semakin siang sampai pada sore harinya broadcast tentang hal tersebut semakin banyak saya dapatkan. Setelah saya Tanya-tanya dan mencari informasi lebih lanjut, ternyata hal tersebut memang benar. Rencananya pihak FPI ingin meresmikan diri dan membuat cabang di Kalimantan Tengah.
Mungkin sudah menjadi rahasia umum tentang sepak terjang FPI di Indonesia. Ini hanyalah intermezzo, apakah kita pernah menyaksikan tindakan yang baik atau tertib sekali pun dari ormas yang satu ini? Saya rasa kita punya jawaban masing-masing. Kedatangnan FPI ke kota cantik sontak membuat seluruh masyarakat dayak di sini tiba-tiba bersua.
Pada hari sabtu, 11 november saya terjebak kemacetan di sekitaran jalan Tjilik Riwut dan Bundaran Besar. Ketika itu saya sepulangnya dari pemotretan foto kelas. Di sana saya melihat sangat banyak orang menggunakan baju adat lengkap dengan perkakasnya serta dengan ikat kepala merah yang mereka kenakan, biasanya itu digunakan dalam keadaan bersiaga. Kebetulan saat itu kamera tidak saya masukan ke dalam tas, hanya saya gantungkan di leher. Dengan memanfaatkan kemacetan sehingga kendaraan bergerak begitu lambat, saya berinisiatif membuka jendela mobil dan berusaha mengabadikan momen tersebut sambil menyetir. Ini dia fotonya.


Saya sudah hampir 18 tahun tinggal di Palangka Raya, dan jujur masyarakat di sini sangat tidak hoby untuk melakukan yang namanya demo. Jadi jika anda yang berada di luar kota yang telah bising mendengar dan melihat suasana demo, saya sarankan anda pndah kesini 😀
Namun pada hari sabtu kemaren, saya baru melihat orang-orang pada demo dengan jumlah yang sangat besar.

Kembali ke laptop, pada tahun 2000 lalu, Palangka Raya masuk dalam suasana yang kelam. Daerah Kalimantan Tengah pada tahun itu terasa mencekan karena terjadi kerusuhan yang sangat parah antara suku dayak dan suku pendatang. Padahal sebenarnya pemicu kerusuhan itu hanya hal sepele. Numun kerusakan dan kerugian yang ditimbulkan sangatlah parah. Masih segar dalam pikiran saya saat dua blok di depan rumah saya di bakar. Dan 3 rumah disisi kiri rumah saya menjadi korban amuk masa. Pada malam harinya orang-orang berjaga di sekeliling komplek sambil membawa senjata. Di kota Sampit, kerusuhan itu terjadi sangat parah. Mayat bergelimpangan disepanjang jalan, bahkan mayat-mayat tersebut sebagian besar suadah tidak utuh atau tanpa kepala. Saat itu adalah masa yang sangat-sangat mengerikan, dan jangan sampai terulang kembali.
Setelah kerusuhan usai kota Palangka Raya berangsur-angsur pulih dan semakin membaik sampai dengan sekarang. Keharmonisan sangat terjaga di kota ini. antar umat beragama pun toleransinya juga sangat tinggi. Salah satu contohnya adalah pada saat hari-hari besar agama, disetiap rumah menyiapkan hidangan-hidangan spesial untuk merayakan hari besar tersebut. Mereka mebuka rumah sepanjang hari dan para kerabat, tetangga, teman kantor, samuanya boleh bertamu kerumah yang merayakan hari besar agamanya. Pada saat Idul Fitri misalnya, para umat muslim merayakan dan kerabat-kerabat dari agama lain ikut bertamu dan bersukacita bersama. Begitu juga jika hari Natal tiba, umat Kristiani merayakan Natal dan membuka rumah serta menjamu tamu dari berbagai agama dengan hidangan spesial. Hal ini juga berlaku pada saat tahun baru, Nyepi, Waisak, dan Imlek.
Nah, ini juga salah satu contoh nyata umat beragama di Palangka Raya hidup sangat harmonis.


Kedua bangunan di atas adalah rumah ibadah dari kedua agama yang berbeda. Bangunan ini terletak di tengah-tengah kota Palangka Raya, tepatnya di Jalan Gemini komp. Amaco. Kedua rumah ibadah ini hanya dipisahkan oleh sebuah tembok. Namun disinilah letak keharmonisan antar umat beragama di Palangka Raya. Tidak pernah terjadi perselisihan antar jemaat dari kedua rumah ibadah ini. Saya mengabadikan foto ini pada hari minggu, 12 Februari 2012.
Yang saya ragukan adalah ketika FPI benar-benar masuk ke Palangka Raya, apakah keadaan ini masih bisa kita lihat, biarlah waktu yang menjawab.
FPI ditolak di Kalimantan Tangah bukan karena agama atau semacamnya, namun karena sepak terjang ormas yang satu ini sering dianggap kelewatan oleh masyarakat Dayak Kalteng, termasuk saya. Sebagai uluh hetuh, saya juga tidak berkenan jika FPI benar-benar hadir disini. Kami sudah merasa aman dan harmonis. Mengapa saya mengatakan demikian. Karena saya yang hidup lama disini memang benar merasakan hal itu.
Sudah banyak saya melihat situs-situs web dan beberapa tulisan mengatakan bahwa orang Dayak itu adalah kafir dan menginginkan kebebasan sendiri. Tapi terserah merekalah mau bilang apa, toh mereka tidak tinggal disini dan hanya bisa membual.
Sekali lagi saya tekankan, FPI ditolak bukan karena agama, namun karena sepak terjangnya. Mohon maaf yaa atas penolakannya, mungkin bisa di coba di kota Manado atau Jayapura 😀 mungkin belum reszekinya disini.
Kami masyarakat dayak sampai hari ini menjunjung tinggi toleransi umat beragama. “Isen Mulang jete penyangku”
Kami Cinta damai ^_^V

GBU All

Makna Valentine

Zaman dahulu, orang Jepang mempunyai kebiasaan membuang orang yang sudah tua atau yang sudah tidak berguna ke tengah hutan. Karena, mereka menganggap bahwa orang yang sudah tua tidak berguna lagi dan malah menyusahkan kehidupan anak-anaknya.

Seorang anak laki-laki mempunyai ibu yang sudah tua renta serta lumpuh. Sesuai kebiasaan mereka pada zaman dahulu, orang tua yang sudah tidak berguna akan mereka buang ke tengah hutan.
Pagi-pagi sekali Ia menggedong ibunya dan pergi ke tengah hutan yang lebat. Di tengah-tengah perjalanan sang ibu berusaha menggapai ranting pohon yang dilewatinya, lalu mematahkan ranting pohon itu kecil-kecil untuk membuat jejak.
Sesampainya di tengah hutan, anak itu menurunkan ibunya dari gendongannya dan siap untuk meninggalkannya di sana. Anak itu sangat sedih sambil menahan air matanya, ia tidak mengira mengapa ia bisa melakukan hal seperti itu. Namun sebaliknya sang ibu tampak sangat tegar dengan keadaannya.
Lalu berkata “Nak, ibu sangat menyayangi mu. Dari engkau masih kecil sampai sekarang rasa itu tidak pernah berkurang. Nah , sekarang pulanglah. Tadi ibu telah mematahkan ranting di sepanjang jalan sebagai jejak, agar kamu tidak tersesat”.
Mendengar perkataan ibunya tersebut anak tadi langsung menangis. Ia pulang kembali dengan menggendong ibunya dan merawatnya sampai akhir hayat sang ibu.

Orang tua bukanlah barang rongsokan yang bisa kita buang ketika sudah tua. Tanpa mereka anda tidak akan ada di dunia ini. Sayangi, hormati dan jagalah mereka. Ada dua hal yang tidak bisa kita ubah di dunia ini, pertama hal yang sudah berlalu, dan siapa orang tuamu. “Parent Loves is never end to us”

Happy Valentine’s Day

M-Times Februari

Last Day

Minggu, 27 November 2011
Hari itu Maria Shandy, penyanyi Rohani yang lagunya sangat terkenal di telinga anak-anak Tuhan berkunjung sebagai special guest dan special song di Gereja kami. Ia juga sempat datang dalam ibadah pemuda hari sabtu kemaren. Kebetulan saat itu aku bertugas menjadi usher dalam pelayanan. Aku berusaha tidak datang terlambat hari itu. Aku hanya melihat papah sebentar, dan bergegas pergi meninggalkan rumah. Disana kami diberkati dengan puji-pujian yang dibawakan oleh Maria Shandy, aku mendapatkan sukacita dan damai sejahtera dari Tuhan, meskipun pada saat itu keadaan ekonomi keluarga kami sedang dalam krisis.
Dalam ibadah minggu ini juga aku dan mama ku merasakan hal yang sama, sukacita dan damai sejahtera. Setelah ibadah selesai, tanpa buang waktu aku dan mamah pergi ke pasar, membeli sayur, buah-buahan, dan vitamin di apotek yang disarankan Siska untuk papah. Meskipun seadanya pada saat itu, tapi mama yakin dan percaya dengan mengkonsumsi sayuran, buah dan vitamin kondisi papah akan segera membaik. Pagi itu aku juga agak sedikit kesal dengan mamah, karena ia tidak mau berhenti sebentar untuk beli pisang goring kesukaanku. Aku sadar, mungkin karna mamah tidak mau meninggalkan papa lama-lama sendirian dirumah.
Siang harinya aku berbaring disebelahnya, ia minta pijat kepadaku. Awalnya seperti biasa, aku selalu menolak perintahnya, namun kata-kata papa membuatku miris, “takutnya kamu nanti gak bisa ngurut papah lagi nak”
aku diam dan mulai memijit dari lengan kanannnya, kaki kanan, kaki kiri, dan tangan kiri. Berakhir disana aku melihatnya sudah tertidur, dan akupun turun dari ranjang. Kata-katanya tadi tidak memelakat dipikiranku, aku menganggapnya hanya sebagai geretakan biasa.
Hari terlihat mendung sehabis aku mandi. Biasanya jika turun hujan bagian antara rumah kami yang lama dan yang baru direnovasi pasti bocor. Maklum lah, yang direnovasi pun belum di keramik, Cat, dan plafon. Tiba-tiba aku berinisiatif membuat tanggul air untuk menahan air agar bisa mengalir ke luar. Aku mengambil karpet bekas, dan menempelkannya diantara batas kedua rumah kami, jadi jika hujan turun, airnya tidak akan langsung menetes ke lantai. Dari antara dapur dan ruang tengah aku melihat papah ingin sekali membantu, tapi ia masih pusing dan terlihat sempoyongan, jadi dia Cuma member aku komando dari atas tempat tidur saja.
Sungguh tidak biasa malam itu kami berbincang tentang firman Tuhan, biasanya papah selalu menghindar, malahan mamah mau memanggilkan Hamba Tuhan untuk medoakan papah biar cepat sembuh besok, tapi papah hanya diam, mungkin ia masih menunggu rekan sepelayanannya dulu yang berkunjung dam mendoakannya.
Aku terbangun tengah malam, tiba-tiba mamah sudah ada disebelahku, ia tertidur. “Mah, kenapa gak tidur sama papah?” “nanti, papahmu gak kuat kena kipas angin, dikamar panas kalo gak ada kipas”. Mendengar pernyataan tadi, aku melanjutkan kembali tidur nyenyakku, lagi pula besok adalah hari senin, dan aku harus kesekolah pagi-pagi.

They are Heroes of My City

 

 

 


They are Heroes of My City

Hero, atau pahlawan. Kata ini sering sekali muncul dalam film-film Hollywood sekarang, apalagi dengan kemasan cerita yang menarik dan special effect yang mengagumkan di tuangkan dalam film tersebut. Hal itu seketika membuat penontonnya tercengan dan terkagum-kagum menonton film-film produksi Negara barat.
Zaman penjajahan dulu, seorang pahlawan di defenisikan sebagai orang yang berjuang membela bangsa dan Negara demi kemerdekaan rakyat. Mereka mendapatkan mendali, penghargaan, dan tidak sedikit pula dari mereka yang nama-namanya di abadikan sebagai nama jalan, tempat, sekolah serta ada juga yang di abadikan dalam bentuk patung.
Pahlawan mempunyai makna tersendiri bagi setiap orang, namun saya mengajak anda untuk menoleh sedikit tentang pahlawan versi Kota Cantik.
Pagi-pagi buta, sesaat sebelum matahari muncul, pahlawan ini sudah siap dengan aksinya di tengah-tengah kota. Sasaran yang paling penting adalah jalan-jalan utama kota Palangka Raya, karena disanalah letak utama “musuh kita” berkeliaran. Mereka tidak bisa terbang layaknya Superman, merekapun tidak menggunakan senapan bahkan panzer untuk bepergian. Dalam gengamannya, hanya ada sapu lidi bergagang dan perkakas lainnya. Mungkin ketika kita pergi kesekolah atau ke kantor dan melihat mereka, “biasa saja” itu yang kita rasakan.
Telah siap dengan seragan yang berwarna kuning, sejengkal demi sejengkal, mereka mulai menyapu sudut-sudut jalan. Mengambil sampah-sampah yang berserakan di tengah jalan yang sebagian berasal dari buangan tangan kita sendiri. Yang mereka lawan adalah sampah yang bergelimpangan. Sampah, yang sebenarnya adalah “musuh kita”, tapi hanya kita jadikan “musuh mereka”. Hal ini mereka lakukan setiap hari, bergelut dengan debu dan kotoran. Sesekali jika mereka beruntung, mereka tidak hanya membersihkan sampah plastik. Adakalanya mereka juga menemukan uang atau barang berharga yang lumayan, jatuh di jalanan. Itu adalah rezeki mereka. Namun itu semua tidaklah setimpal dengan apa yang selalu mereka lakukan setiap pagi. Beberapa dari kita mungkin menganggap pekerjaan mereka adalah pekerjaan yang sepele, bahkan mungkin tidak ada yang mengidolakan apalagi bercita-cita ingin menjadi seperti mereka. Tetapi mari kita bayangkan bersama jika pekerja-pekerja seperti mereka tidak ada untuk kota kita. Mungkin kota ini tidak akan mendapat julukan kota Cantik lagi. Dan jika mereka tidak ada, bersediakah anda untuk menggantikan posisi mereka? Kembali kepada pribadi kita masing-masing, sadar tidakkah kita akan kebersihan lingkungan kita.
Pernahkah anda bertanya dalam hati demikian, “apakah mereka tidak malu menjadi seorang petugas kebersihan?” Malu..? sebaliknya bukan itu yang kita tanyakan, namun “apakah mereka merasa bangga dengan pekerjaanya?”
Mari kita berikan apresiasi setinggi-tingginya untuk para petugas kebersihan kota Palangka Raya atas jasa yang telah mereka perbuat setiap harinya untuk kota kita. Pekerjaan yang mereka lakukan memiliki dampak yang sangat besar dalam sektor kebersihan, namun sayangnya banyak dari kita yang belum sadar akan hal tersebut.
Meskipun mereka bukan menjadi idola semua orang, mereka tidak diberikan mendali, dan nama mereka tidak pernah terdengar sampai menjadi nama jalan atau sekolah, but they are the truly heroes, and they are heroes of my city. (ntn/kpr)

It Is Finish

Terbang seperti bumerang

Hari ini kelas Mamoru IA ICHI mendapat kesempatan untuk bermain bumerang di lapangan dua.
Pengalaman saya membuat bumerang dimulai pada hari rabu, 4 Mei. Kala itu kami ditugaskan untuk membuat bumerang dan akan dipraktekan keesokkan harinya.

Pencarian bahan pun saya mulai di hari rabu sore. Saya mulai memilih-milih bahan dari kayu yang terbaik. Akhirnya setelah beberapa saat mencari kayu dihutan jalan Yos Sudarso ujung, saya mendapatkan bentuk yang sesuai dengan keinginan saya 😀
(Sebenarnya ada foto, tapi menyusul yaa. . .)

Sesampainya dirumah saya tidak mengerjakannya sendiri. Ada teman-teman juga yang turut membantu. Saat saya mulai memotong kayu dengan gergaji, tiba-tiba sebuah insiden kecil terjadi. Ibu jari saya tidak sengaja terkena gergaji yang sedang memotong kayu. Alhasil darah segar pun keluar deras dari ibu jari saya. Darah yang keluar lumayan banyak dan lama, karena saya melihat sudah ada lebih dari 10 sayatan di jari saya, cukuo dalam akibat gergaji tadi. Tetapi itu tidak membuat saya berhenti bekerja, cepat-cepat saya mengambil plester dan saya melilitkannya di jari.

Setelah selesai di poles dan diwarnai, saya sangat PeDe dengan bumerang yang saya buat 😀

Tetapi ada beberapa hal ternyata yang tidak saya perhatikan dalam pembuatan bumerang. Yang pertama adalah bobot kayu dan ketipisan kayu. Saya menggunakan kayu yang tebal, dan otomatis bobot kayu tersebut juga lumayan berat. Yang kedua adalah daerah tipis pada setiap lekuk sayap. Naah. . . Karena kesalahan tadilah maka saat percobaan melempar bumerang, saya tidak dapat terbang. Saya pribadi melihat hasil perbuatan tangan saya libih cocok untuk jadi senjata saat kita di kejar anjing. heee 😀

Ada beberapa bumerang teman saya yang berhasil terbang dan kembali lagi kepada pelempar. Ketika terbang, saya terus mengamati cara terbang bumerang.
Salah satu syarat agar bumerang terbang sempurna adalah dengan melawan arah anngi. Itulah yang salah satu dikatakan oleh Pak Rudy tadi.

Tiba-tiba terbesit dalam pikiran saya tentang kehidupan kita manusia. Seharusnya, ketika kita mulai mendapat masalah, kita tidak boleh keok terlebihdahulu dengan masalah itu. Justru karena masalah itulah kita seharusnya menjadi semakin kuat. Sama seperti bumerang, semakin angin kencang dan dilempar berlawanan, maka akan semakin sempurna juga terbangnya.

Tidak hanya itu, ketika bumerang mulai diterbangkan dan mencapai ketinggian maksimal, ia akan kembali lagi kearah dimana ia dilempar. Begitu juga kehidupan kita. Saat kita sudah sampai kepada titik puncak kesuksesan dalam hidup, jangan samapai kita lupa siapa sebenarnya pencipta kita dan penuntun jalan kita hingga sampai akhir kesuksesan. Jangan samapi pula kita malah semakin jauh terbang, dan akhirnya hilang atau tersangkut, karena bumerang yang terbang jauh dan tak kembali akan sulit kembali kepada pelemparnya, lalu di biarkan hilang.

Apakah Anda Bahagia?

Ada sebuah keluarga, bisa dikatakan keluarga ini adalah keluarga yang sangat harmonis.Keluarga ini hidup dalam keadaan ekonomi yang diatas. Mereka tidak pernah berkekurangan. Kepala keluarganya bekerja sebagai dokter spesialis di sebuah rumah sakit ternama ibu kota. Disamping dokter, ia adalah seorang suami yang romantis terhadap istrinya. Dalam sebulan paling tidak tiga kali ia menyisihkan waktu untuk makan malam berdua dengan istrinya disebuah restoran mewah.

Istrinya sendiri bekerja sebagai seorang psikolog muda yang cantik. Ia sering di undang dalam seminar untuk menjadi narasumber. Kesempurnaan keluarga ini semakin lengkap dengan adanya dua putri kembar mereka yang sangat lucu. Walaupun masih 5 tahun, namun mereka sudah terlihat sangat cantik seperti ibunya.

Suatu hari sang isrti di undang oleh sebuah universitas yang menyelenggarakan sebuah seminar tentang keluarga. Saat itu ia tidak pergi sendirian. Ia ditemani oleh suami dan kedua anaknya, namun mereka hanya duduk sebagai peserta seminar. Ibu psikolog ini mulai bercerita tentang keharmonisan hubungan keluarganya. Ketika masuk dalam sesi tanya jawab, ada seorang mahasiswa yang bertanya kepadanya, “bagaimana perasaan ibu mempunyai keluarga yang bisa dibilang sempurna? Apakah ibu bahagia?”

Dimulainya dengan senyuman, lalu ia mulai menjawab,
“Tidak. . .”
Para peserta tiba-tiba menjadi hening, mereka bingung. Tapi ia tidak berhenti hanya samapi disitu,
“Yang membuat saya bahagia bukanlah keluarga saya, bukanlah suami saya, bukanlah anak-anak saya. Itu semua adalah anugrah bagi saya. Yang memutuskan saya bahagia atau tidak adalah diri saya sendiri. Bagi saya, kebahagiaan bukanlah sebuah kondisi, melainkan sebuah sudut pandang. Jika kita memutuskan untuk bahagia, maka kita akan berbahagia. Dan keharmonisan keluarga saya, itu yang menjadi bumbu agar keputusan bahagia saya terasa sangat manis.”

Beberapa saat peserta terdiam, namun jawaban tadi langsung disambut riuh tepuk tangan yang sangat keras. Semua peserta sangat terkesan mendengar jawaban Ibu tadi.

Mari kita pikirkan lagi, apakah anda sudah mengambil keputusan bahagia anda hari ini?

Proses pembuatan senapan M-16 & M-4

M16 Riffle atau Rifle atau senapan kaliber 5,56 mm, M16 merupakan sebutan militer Amerika Serikat untuk senjata 15 AR. Colt membeli hak atas-AR 15 dari ArmaLite dan saat ini menggunakan sebutan hanya untuk versi semi-otomatis dari senapan M16 Riffle. M16 Riffle dapat menghasilkan efek shock hidrostatik yaitu efek ketika dampak peluru pada kecepatan tinggi terkena dalam jaringan tubuh sehingga menyebabkan fragmentasi dan kecepatan transfer energi

Sejarah M16 Riffle

M16 Riffle digunakan untuk perang hutan di Vietnam Selatan oleh Angkatan Darat Amerika Serikat pada tahun 1963, dan menjadi senjata standar Amerika Serikat dan menggantikan senapan M14 saat Perang Vietnam pada tahun 1969.
Tentara AS menggunakan senjata M14 pada saat di Conus , Eropa , dan Korea Selatan hingga tahun 1970. Namun saatejak Perang Vietnam, senjata Riffle M16 telah menjadi senjata utama infanteri senapan dari militer AS. Dengan variannya, telah digunakan oleh 15 negara NATO. M16 Riffle sekarang diganti dengan karabin M4 series pada tahun 2010.

Foto Pabrik Pembuatan M16 Riffle

M16 (Senapan lebih formal, Kaliber 5,56 mm, M16) adalah sebutan militer Amerika Serikat untuk AR-15 senapan. Colt membeli hak untuk AR-15 dari ArmaLite dan saat ini menggunakan bahwa penunjukan hanya untuk semi-otomatis versi senapan. M16 senapan yang menembakkan peluru 5.56x45mm dan dapat menghasilkan melukai dan hidrostatik besar efek kejutan ketika peluru dampak pada kecepatan tinggi dan patek dalam jaringan menyebabkan fragmentasi dan kecepatan transfer energi. [3] [4] [5] Namun, efek terminal dapat menjadi tidak mengesankan ketika peluru gagal yaw atau fragmen dalam jaringan.

The M16 masuk layanan Angkatan Darat Amerika Serikat sebagai M16A1 dan dikerahkan untuk perang hutan di Vietnam Selatan pada tahun 1963, [6] menjadi senapan standar Amerika Serikat dalam Perang Vietnam dengan 1969; [7] menggantikan senapan M14 dalam peran tersebut. Angkatan Darat Amerika Serikat mempertahankan M14 di Conus, Eropa, dan Korea Selatan sampai 1970. Sejak Perang Vietnam, keluarga senapan M16 telah menjadi senapan infanteri utama dari militer AS. Dengan varian, telah digunakan oleh 15 negara NATO, dan senjata api yang paling diproduksi dalam kaliber.

M16 adalah senapan serbu buatan Amerika Serikat. M16 menggunakan peluru 5.56 x 45 mm NATO. Senapan ini digunakan sebagai senapan serbu utama yang di pakai infanteri Amerika Serikat sejak 1967. M16 juga dipakai oleh 15 negara NATO lainnya, dan merupakan senapan berkaliber 5.56 mm yang paling banyak diproduksi.

M16 adalah senapan serbu yang ringan, berkaliber 5.56 mm, air-cooled, beroperasi dengan sistem gas, menggunakan magazen, dan menggunakan bolt berputar. M16 dibuat dari besi, alumunium, dan plastik komposit.

Ada empat versi utama dari M16. Yang pertama adalah M16, yang diikuti oleh M16A1, yang menggunakan peluru U.S. M193/M196. M16 ini bisa ditembakan pada pilihan semi-otomatis maupun full-otomatis. Yang kedua adalah M16A2, yang mulai dipakai sekitar tahun 1980. M16A2 menggunakan peluru M855/M856 yang didesain Belgia (dan kemudian dijadikan standar NATO 5.56 x 45 mm). M16A2 bisa menembak semi-otomatis dan burst tiga butir. Yang terakhir adalah M16A4, yang menjadi standar untuk Marinir AS pada Operasi Pembebasan Irak, menggantikan M16A2

Spoiler for 5:
Spoiler for 6:

Pada tahun 1954 perusahaan senjata Eugene Stoner, ArmaLite, ikut dalam tender pemilihan senapan penganti M1 Garand. Senapan yang mereka buat adalah senapan AR-10. AR-10 termasuk canggih kalau dibandingkan dengan senapan lain yang dites. Dengan berat 900 gram lebih ringan dari yang lain, akurasinya juga tidak kalah. Tetapi, senapan ini telat dikirim untuk pengetesan pada tahun 1956, pada saat itu, pengetesan senapan lain sudah masuk pada tahun ke-2, dan AR-10 adalah senapan baru diantara senapan-senapan yang sudah dikembangkan secara lebih dalam. Dan pada tahun 1957 dalam penegetesan, laras prototip AR-10 pecah, yang langsung mengakibatkan ditolaknya rancangan AR-10 ini. Pada akhirnya senapan yang diterima adalah rancangan T44, yang diberi nama M14. Walau begitu, ArmaLite nantinya akan mengembangkan senapan baru yang dibuat berdasarkan senapan AR-10 ini.

Adopsi M16


Senapan M16A1

M16A2 dengan pelontar granat M203

Pada November 1964, AD Amerika Serikat memesan 85.000 AR-15 yang dimodifikasi, dan diberi nama XM16E1, untuk percobaan. AU Amerika Serikat juga memesan 19.000 yang tidak dimodifikasi, diberi nama M16. Dan setahun kemudian AU secara resmi menerima M16 pertama.

Setelah itu AD Amerika Serikat mulai mempersenjatai infanteri dengan senapan XM16E1 (diberi nama M16), tapi senapan-senapan ini diberikan tanpa peralatan pembersihan yang memadai. Selain itu, AD Amerika Serikat juga gagal memproduksi peluru 5.56 mm yang sesuai spesifikasi pabrik, ditambah dengan dirubahnya komposisi bubuk mesiu yang digunakan. Amunisi 5.56 mm baru ini ternyata merusak isi senapan, dan karakteristik pembakarannya meningkatkan kemungkinan kemacetan M16.

Pada tahun 1966, XM16E1 sampai ke tangan tentara Amerika Serikat di Vietnam, dan mulailah muncul laporan-laporan tentang kerusakan dan kemacetan senapan M16. Walau M14 sudah memiliki laras dan kamar peluru yang dilapisi chrome, M16/XM16E1 tidak. Dengan adanya laporan-laporan tentang tentara yang mati karena kemacetan senjata, dimulailah investigasi oleh Konggres, yang hasilnya mempertanyakan kemampuan senapan dan peluru 5.56 mm.

Atas dasar investigasi itu, XM16E1 lalu dimodifikasi menjadi M16A1, yang sudah diberi lapisan chrome, dan disesuaikan dengan amunisi keluaran Angkatan Darat. Selain itu senapan-senapan baru ini juga sudah perangkat pembersihan. Angkatan Darat memesan 840.000 senapan baru ini pada tanggal 28 Februari 1967. Program pelatihan intensif juga dilakukan untuk melatih pembersihan senapan, dan sebuah buku manual berbentuk komik disebarkan ke para tentara.

Desain

Receiver M16 terbuat dari alumunium. Laras, bolt, dan bolt carriernya terbuat dari besi. Popor dan pegangannya terbuat dari plastik. Model-model awal M16 termasuk ringan, dengan berat 2,9 kg, ini jauh lebih ringan daripada senapan-senapan tahun 1950-an dan 1960-an. Dan juga lebih ringan dari AK-47 yang beratnya sekitar 5 kg. M16A2 dan varian-varian yang lebih baru beratnya bertambah, yaitu menjadi 3,9 kg.

Model-model terbaru (M16A4) memiliki desain receiver atas ‘flat-top’, dilengkapi dengan Picatinny mounting rail, yang membuat pemakai bisa memasang alat bidik biasa, maupun alat bidik optik seperti teleskop dan night vision.

Jet Amerika yang jatuh di Libya

Sebuah pesawat tempur AS, F-15E Eagle jatuh di Libya, Selasa (22/3/2011). Penyebab jatuhnya pesawat tersebut kemungkinan disebabkan oleh kegagalan mekanik dan bukan karena serangan musuh.

Pesawat Tempur AS Jatuh di Libya

Badan pesawat tempur AS, F-15E Eagle hancur.

Pesawat Tempur AS Jatuh di Libya

Puing-puing pesawat tempur AS tersebut jadi tontonan warga Libya.

 

Pesawat Tempur AS Jatuh di Libya

Pesawat tempur AS ini jatuh di Benghazi, Libya.

Pesawat Tempur AS Jatuh di Libya

Seluruh badan pesawat hangus terbakar. Beruntung, sang pilot selamat dalam kejadian ini.

Pesawat Tempur AS Jatuh di Libya

Warga berkumpul di sekitar puing-puing F-15E Eagle.